What I will expected later is this will effect on a rise of young Indonesian talent to catch up many "breed" from Korea, Japan and even more Chinese, whether it's a young pianist or violinist. Along with Singapore's Esplanade (and their already strong foundation in classical music (at least in SE Asia) with their symphony in residence and local conservatoire), Jakarta's Aula Simfonia is a worth place to visit.
Photo is not to be used without owner's permission.
Sebagai penggemar berat musik klasik keberadaan Aula Simfonia Jakarta adalah sebuah kebanggaan. Aula yang dibangun di dalam konteks "memperkenalkan mandat kultural" ini berkapasitas 1,200 kursi dan siap mementaskan konser orkestra dunia. Bagian terbaik adalah kesinambungan program-program dunia yang dihadirkan Aula ini. Di musim November 2010 hingga Natal telah digelar beberapa konser piano Chopin yang dieksekusi oleh soloist lokal maupun international, seperti dari Kroasia Dubrovnik Symphony Orchestra.
Dengan adanya Aula Simfonia ini, Jakarta sekali lagi mengejar ketertinggalannya, terlebih dari kota tetangga Singapura, yang telah cukup jauh membangun kultur musik klasiknya. Singapore memiliki gedung Esplanade yang bisa untuk menampung konser dan ruang theater untuk pagelaran operatic. Selain itu juga ada Singapore Symphony Orchestra dan sebuah konservatori musik. Jadi, diharapkan dengan adanya Aula Simfonia ini terlebih bisa memancing tumbuhnya generasi baru pemusik di aliran klasik. Baik Korea, Jepang, Cina telah jauh meninggalkan kawasan ASEAN untuk hal ini.
Lihat / Visit Aula Simfonia Jakarta
Vol.1 and 2 
& Friends
.JPG)
.JPG)
.JPG)
.JPG)
- Violin Concerto BWV 1041,1043, yang 
- Four Season, ini adalah violin concerto suite terdiri dari 4 tema masing2 3 movement. 
- ada 5 violin concerto, populer no.5 in A K219
- hanya ada 1 violin concerto, tidak terlalu seru di bagian violin karena Beethoven lebih mementingkan bagian orkestra nya. Beethoven men dedikasi kan nomor ini kepada violinist terkemuka di masa tersebut, Franz Clement. Si Clement kurang begitu puas dan di penampilan perdana (premiere) Clement memberikan tambahan cadenza di tengah-tengah komposisi. Seorang Beethoven rela membiarkan si Clement mengutak atik karya ini, artinya... emang kurang seru.
- dua violin concerto, 
- dua biji, 
- Brahms mengarang violin concerto satu-satunya (in D Op.77) sambil berkonsultasi dengan Joseph Joachim, Joachim adalah violin terkeren di masanya setelah Paganini. Joachim juga mengarang cadenzanya sendiri, mirip dengan si Beethoven, kemungkinan si Joachim juga kurang puas dengan bagian solo violin.
- violin concerto in D op.35 adalah nomor wajib violin concerto. Pada waktu baru dikarang violinist terkemuka di masanya Leopald Auer menolak memainkannya karena dianggap terlalu susah... sekarang adalah nomor wajib pelajar biola. 
- Violin Concerto in Hungarian Style. Langsung datang dari sang maestro biola, nomor ini jarang dimainkan tapi ekstrim susah
- 
- Violin Concerto no.1,2,3 semua keren. Cukup balance antara solo dan orkestra.
- Violin concerto no.8 in Am, Spohr mengarang 15 concerto tapi yang ini paling populer , Spohr sendiri adalah violinist sangar di jaman Paganini. Orkestrasi Spohr umumnya bernuansa 'dark'
Violin Concerto in B minor, Op. 61, sangat panjang dan muat 1 CD
(B108), ditulis setelah Dvorak ketemu Joseph Joachim
dari ethnic Skandinavia
in D minor , salah satu yang paling seru, 
Violin Concerto Op. 14, sarat melodi Indian Amerika, 
- dua violin concerto dan cukup untuk membuat kita bengong
- violin concerto nya dianggap mewakili masa tersebut
- walaupun tidak murni dari style nyeleneh ini tapi silahkan nikmati sendiri. 
- beliau adalah tokoh yang bertanggung jawab atas konsep tanpa tonal ini, jadi bisa dibayangkan sendiri karyanya